Selamat datang di Website SMP Negeri 1 Weru Sukoharjo, Sekolah Standar Nasional. VISI : Terwujudnya Lulusan Yang Berprofil Pelajar Pancasila, Cakap Dalam Literasi Dan Numerasi Serta Berwawasan Lingkungan.


02 Oktober 2024

DESERT KETEL NAGAKU

 

DESERT KETEL NAGAKU



Nilam Hilda Victorya Arfa

Kader Adiwiyata SMP Negeri 1 Weru

 

Dalam rangka pemanfaatan tanaman yang tumbuh subur di lahan sekolah , kami, Tim Kader Adiwiyata SMP N 1 Weru Sukoharjo memanfaatkannya untuk pokja  inovasi. Kami berkreasi membuat  kudapan dengan menggabungkan beberapa tanaman yang ada. Dari bermacam –macam tanaman yang tumbuh subur, kami memilih menggabungkan aneka manfaat dari tanaman : kelor, telang, buah naga, dan kunyit. Kami akan membuat puding yang kaya akan manfaat. Kudapan ini kami beri nama Puding Ketel Nagaku, desert cantik kaya vitamin yang enak dan yummy.

Tanaman telang atau Clitoria ternatea biasanya dikenal sebagai tanaman merambat yang dapat ditemukan di kebun atau tumbuh secara liar. Namun akhir – akhir ini mulai banyak dikenal masyarakat sebagai salah satu tanaman herbal yang berkhasiat untuk kesehatan tubuh.  Bagian tanaman telang yang dimanfaatkan untuk dikonsumsi sebagai bahan herbal adalah bagian bunganya. Bunga telang memiliki beragam manfaat, diantaranya:

1.        Meningkatkan daya ingat

2.        Mengatasi gangguan kecemasan

3.        Meringankan depresi

4.        Sebagai antioksidan (meningkatkan daya tahan tubuh)

5.        Menyembuhkan luka

6.        Mengurangi peradangan

7.        Menyehatkan jantung

8.        Berpotensi mengatasi gejala diabetes

9.        Membantu mengatasi asma

Bunga telang jadi salah satu jenis bunga yang digunakan sebagai bahan pewarna alami. Jenis bunga telang ini biasa digunakan untuk menciptakan warna biru cerah keunguan Karena warnanya yang menarik inilah bunga telang dapat juga dimanfaatkan sebagai pewarna alami makanan. Belum banyak yang mengerti bahwa bunga telang dapat diolah sebagai pewarna makanan dengan sangat mudah dan sederhana. Maka dari itu, kami akan membuat sebuah inovasi dengan mengubah bunga telang menjadi bahan pewarna alami untuk mempercantik olahan puding yang dapat dikonsumsi untuk kesehatan dan dapat dinikmati untuk semua kalangan.

Selain memanfaatkan tanaman bunga telang, kader juga menambahkan daun kelor sebagai pewarna alami hijau, tanaman kunyit untuk pewarna kuning, dan buah naga merah untuk warna alami merah.

Kelor mengandung klorofil dengan konsentrasi tinggi. Klorofil merupakan salah satu kelompok pigmen yang memberikan warna hijau secara alami pada buah dan sayuran. Adanya klorofil pada daun kelor dapat digunakan sebagai pewarna hijau alami pada makanan atau minuman.  Daun kelor juga mengandung vitamin dan mineral, antara lain Vitamin B6, Vitamin B2, Vitamin C, Vitamin A, zat besi, dan Magnesium yang baik untuk kesehatan tubuh kita.

Kunyit atau kunir (Curcuma longa L.) tergolong dalam kelompok jahe-jahean (Zingiberaceae) termasuk salah satu tanaman rempah dan obat asli dari Asia Tenggara. Rimpang kunyit memiliki aroma seperti lada dan rasa hangat yang agak pahit serta memiliki pewarnaan jingga-kuning yang kuat. Warna kuning pada kunyit diperoleh dari senyawa alami bernama kurkumin yang terkandung di dalamnya.

 Bumbu dapur ini kerap dimanfaatkan dalam berbagai masakan yang berwarna kuning, seperti nasi kuning atau opor ayam. Selain memberi warna, kunyit juga dapat menambah nutrisi serta meningkatkan cita rasa masakan. Kunyit memberikan beberapa kandungan bermanfaat bagi tubuh. Yaitu kandungan kurkumin, sesmetoksikumin, bisdesmetoksikurkumin, resim, pati, karbohidrat, protein, selulosa, lemak, vitamin C, antioksidan, zat pahit, zat besi, fosfor, kalsium, minyak atsiri.

Buah naga adalah buah tropis yang berasal dari tanaman kaktus yang tumbuh merambat. Buah ini memiliki banyak nama, seperti pitaya, pitahaya, dan buah pir stroberi. Daging buah naga bisa digunakan sebagai pewarna makanan merah muda. Buah naga mengandung zat warna antosianin yang dapat memberikan warna merah. Jus buah naga dapat disaring untuk mendapatkan pewarna merah alami. Kepekatan warna jus buah naga dapat diatur untuk menghasilkan warna merah muda. Buah naga mengandung berbagai nutrisi, di antaranya: 

  • Vitamin C: Membantu tubuh menyerap zat besi dan mencegah tanda penuaan dini 
  • Zat besi: Membantu memecah makanan menjadi energi dan mencegah anemia defisiensi besi 
  • Magnesium: Membantu mengoptimalkan kesehatan tulang 
  • Antioksidan: Mencegah enzim yang menghambat komponen kulit, seperti kolagen dan asam hialuronat 
  • Karotenoid: Menetralkan radikal bebas dan mempertahankan sel darah putih dari bahaya 

Selain itu, buah naga juga mengandung: Asam folat, Riboflavin, Vitamin B12, Vitamin A, Kalsium, Fosfor, Kalium. Buah naga memiliki indeks glikemik yang rendah, sehingga tidak menyebabkan lonjakan tajam dalam kadar gula darah setelah dikonsumsi. 

            Kelor, telang, buah naga dan kunyit, semuanya dijadikan sebagai bahan pewarna alami dalam pembuatan puding. Hasil pembuatan puding  kami titip jualkan di kantin kejujuran sekolah. Kami kader Adiwiyata ingin turut berkontribusi dalam mengkampanyekan makanan sehat bagi warga sekolah . Semoga apa yang telah kami lakukan akan membawa manfaat bagi masyarakat luas, terutama warga SMP N 1 Weru.




25 September 2024

STICK BAYAM CEMILAN SEHAT SISWA SEMERU

 

 

STICK BAYAM  CEMILAN SEHAT  SISWA SEMERU

 


Tahun pelajaran 2024/2025 saat ini, SMP N 1 WERU sedang mengikuti program Penilaian Kinerja Kader Adiwiyata . Adiwiyata merupakan nama salah satu program dari Kementrian Negara Lingkungan Hidup. Adiwiyata dapat diartiakan sebagai tempat yang baik dan ideal, dimana dapat diperoleh segala ilmu pengetahuan dan berbagai etika yang dapat menjadi dasar manusia dalam upaya menuju terciptanya  kesejahteraan hidup seiring dengan tindakan pelestarian  lingkungan.

Menurut Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 52 Tahun 2019 tentang “Gerakan Peduli dan Berbudaya Lingkungan Hidup di Sekolah” mencakup penerapan Perilaku Ramah Lingkungan Hidup ( PRLH ); konservasi energi; konservasi air; pembelajaran pada mata pelajaran atau ekstrakurikuler;kebersihan, sanitasi dan drainase;penanaman dan pemeliharaan pohon serta inovasi terkait PRLH.

Sekolah adiwiyata merupakan sekolah yang peduli lingkungan yang sehat, bersih serta lingkungan yang indah. Dengan adanya program Sekolah Adiwiyata  diharapkan seluruh masyarakat di sekitar sekolah dapat menyadari bahwa lingkungan yang hijau adalah lingkungan yang sehat bagi kesehatan tubuh.

Sekolah Adiwiyata bertujuan membentuk sekolah yang peduli dan berbudaya lingkungan, mampu berpartisipasi dan melaksanakan upaya pelestarian lingkungan dan pembangunan berkelanjuatan bagi kepentingan generasi sekarang maupun yang akan datang. Disamping itu, turut mewujudkan warga sekolah yang bertanggung jawab dalam upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan melalui tata kelola sekolah yang baik untuk mendukung pembangunan berkelanjutan.

Salah satu bidangnya adalah inovasi terkait Penerapan PRLH, memuat karya inovatif pendidik dan peserta didik. Berbekal ragam tanaman yang ada di kebun sekolah, memunculkan ide kreatif guru dan murid untuk membuat karya inovasi di bidang pangan yang sehat lagi menyehatkan. Sekaligus menjadi produk yang dapat dijual di koperasi sekolah.

Fenomena generasi masakini yang lebih dikenal sebagai Gen Z, banyak dari mereka yang lebih suka mengkonsumsi makanan cepat saji, ataupun makanan-makanan instan. Mereka tidak suka mengkonsumsi sayuran hijau dan juga buah-buahan. Padahal jelas dalam ilmu pengetahuan dalam IPA, tentang metabolism tubuh yang dapat menunjang kesehatan, bahwa seharusnya kita mengkonsumsi makanan 4 sehat 5 sempurna.  Sebagai anggota kader Adiwiyata, yang menjadi bahan pemikiran adalah mencari solusi agar teman-teman menerima keterkecukupan gizi dengan varian makanan yang mereka suka.

Berdasarkan hal tersebut, muncul ide kreatif, membuat cemilan kekinian dengan bahan dasar sayuran hijau. Karena di kebun sekolah terdapat tanaman bayam, maka muncul ide membuat cemilan stick bayam. Bayam ternyata mengandung beragam vitamin dan mineral. Antara lain, vitamin A,B komplekx, C dan vitamin K. adapun mineral yang terkandung bada bayam adalah besi, kalsium, magnesium dan folat. Semua nutrisi tersebut sangat penting untuk menjaga kesehatan tubuh. Antara lain, dapat menjaga kesehatan mata, sebagai penguuat tulang, menurunkan tekanan darah, menjaga kesehatan kulit, dan masih banyak lagi manfaat dari bayam.

Dengan bantuan guru kami, yaitu ibu Siti Margiyati, S.Pd., ( Guru IPA sekaligus pembimbing Prakarya), maka ide tersebut kami wujudkan. Dari beliaulah kami, mendapat resep pembuatan Stick Bayam. Sekaligus beliau support akan alat untuk membuatnya. Bahan bahan yang diperlukan untuk pembuatan stick bayam adalah : 1 kg terigu protein sedang, 1 sdm fermipan, 1 sdm garam, 5 siung bawang putih, 1 butir telur, 100 gr daun bayam, 500 ml air, 2 sdm margarin cair dan minyak goreng. Di bawah arahannya, bahan kami campur satu persatu, hingga terbentuk adonan siap giling. Dengan alat penggilingan mie yang sederhana, akhirnya stick bayam berhasil kami buat dengan sukses. Langkah terakhir adalah menggoreng dalam minyak panas, namun dengan kondisi api yang tidak terlalu besar. Agar diperoleh tingkat kematangan yang sempurna dan warnanyapun  menarik dan mampu menggugah selera.

Hasil dari pembuatan cemilan stick bayam, selanjutnya kami kemas dan kami titip jualkan di kantin kejujuran. Bagi teman-teman yang membeli, tanpa sadar mereka sudah mengkonsumsi sayuran bayam yang diolah dalam varian menu yang berbeda dari yang lazim dijumpai. Stick bayam menjadi pilihan menu baru yang sangat di suka di kalangan teman-teman generasi Z.  Dan ternyata juga mampu membangkitkan dan meningkatkan jiwa enterpreneurship kami, kader adiwiyata di SMP Negeri 1 Weru ( SEMERU ).

 

 

 


AULIA NUR CAHYANI
NISN : 0097585392
KADER ADIWIYATA SMP NEGERI 1 WERU

 

30 Agustus 2024

Jajan Tanpa Plastik: Tren Baru yang Ramah Bumi di SMP Negeri 1 Weru

 

Jajan Tanpa Plastik: Tren Baru yang Ramah Bumi di SMP Negeri 1 Weru

Oleh Erina Amelia Putri (Kader Adiwiyata SMPN 1 Weru)



Apa sih Adiwiyata itu?

Adiwiyata adalah program yang diluncurkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup untuk meningkatkan kesadaran dan pengetahuan warga sekolah tentang pentingnya menjaga lingkungan. Program ini, yang dikenal secara internasional sebagai Green School, bertujuan untuk menciptakan sekolah yang peduli terhadap lingkungan dan mendukung pelestarian serta pembangunan berkelanjutan.

Tujuan umum dari Adiwiyata adalah menciptakan sekolah yang tidak hanya peduli terhadap lingkungan tetapi juga aktif berkontribusi pada upaya pelestarian lingkungan demi kepentingan generasi sekarang dan mendatang. Secara khusus, Adiwiyata bertujuan membentuk warga sekolah yang bertanggung jawab dalam perlindungan dan pengelolaan lingkungan melalui praktik tata kelola sekolah yang baik.

 

Program Adiwiyata melibatkan empat komponen utama yang saling berkaitan:

1. Kebijakan yang Berwawasan Lingkungan

2. Pelaksanaan Kurikulum yang Mengintegrasikan Aspek Lingkungan

3. Kegiatan Partisipatif yang Berfokus pada Lingkungan

4. Pengelolaan Fasilitas yang Ramah Lingkungan

Selain itu,adiwiyata memberikan berbagai manfaat, antara lain:

1. Mendukung pencapaian standar kompetensi pada pendidikan dasar dan menengah.

2. Mengoptimalkan penggunaan dana operasional sekolah dengan menghemat sumber daya dan energi.

3. Mewujudkan rasa kebersamaan di kalangan warga sekolah dan menciptakan lingkungan belajar yang nyaman.

4. Menjadi media pembelajaran untuk nilai-nilai pelestarian lingkungan hidup.

5. Meningkatkan perlindungan lingkungan melalui upaya pengendalian pencemaran dan pelestarian fungsi lingkungan sekolah.

 

 

Konsep 5R dalam Lingkungan

Konsep 5R adalah pendekatan penting dalam pengelolaan lingkungan:

1. Refuse (Menolak): Menghindari produk plastik sekali pakai.

2. Reduce (Mengurangi): Mengurangi penggunaan barang untuk meminimalkan limbah.

3. Reuse (Menggunakan Kembali): Menggunakan kembali barang yang masih bisa digunakan.

4. Recycle (Daur Ulang): Mengolah kembali material menjadi produk baru.

5. Replant (Penanaman Kembali): Menanam kembali tanaman untuk menghemat pengeluaran atau menghasilkan nilai ekonomi.

 

Untuk mendukung kegiatan adiwiyata ini,SMP N 1 Weru mengadakan beberapa program.

Budaya jajan tanpa plastik di SMP N 1 Weru adalah  salah satu inisiatif untuk mengurangi penggunaan plastik sekali pakai dengan cara mengadopsi kebiasaan yang lebih ramah lingkungan. Hal ini melibatkan perubahan dalam cara siswa, guru, dan staf membeli, membawa, dan mengonsumsi makanan dan minuman di lingkungan sekolah.

Dalam program ini para siswa diminta untuk membawa wadah makan dan minum dari rumah untuk mengurangi impor sampah dari luar sekolah.

Selain itu SMP Negeri 1 weru juga mengadakan program pemilahan sampah untuk memisahkan sampah organik dan anorganik.Nah, beberapa sampah anorganik yang masih dapat digunakan akan didaur ulang menjadi barang baru yang lebih berguna.

 

Kemudian , SMP N 1 Weru juga melaksanakan kegiatan untuk merawat dan menanam tanaman yang dilakukan oleh seluruh siswa terutama oleh kader adiwiyata.Siswa siswi Di SMP ini juga tidak diperbolehkan merusak tanaman ataupun mencabut tanaman tanpa izin.

Siswa siswi juga tidak diperkenankan untuk membuang sampah sembarangan dan selalu menjaga kebersihan lingkungannya.

SMP N 1 Weru juga mengadakan kampanye dan edukasi secara berkala kepada siswa tentang program program adiwiyata tersebut

Untuk mendukung program program tersebut SMP N 1 Weru membentuk suatu kader adiwiyata yang dibagi menjadi beberapa pokja.

Hal ini sangat penting untuk diterapkan di dalam sekolah karena dapat:

1. Meningkatkan Kesadaran Lingkungan: Sekolah dapat menanamkan nilai lingkungan pada siswa dan mengajarkan dampak negatif plastik.

2. Membentuk Kebiasaan Baik: Kebiasaan membawa wadah makanan dan botol minum sendiri dapat membentuk perilaku ramah lingkungan.

3. Mengurangi Limbah Sekolah: Mengurangi plastik sekali pakai mengurangi jumlah sampah dan menjaga kebersihan lingkungan sekolah.

 

Cara Menerapkan Budaya Jajan Tanpa Plastik di Sekolah

1. Edukasi dan Kampanye: Mengadakan kampanye dan program edukasi tentang bahaya plastik dan manfaat pengurangan sampah plastik.

2. Fasilitas Ramah Lingkungan: Menyediakan tempat sampah terpisah dan kantin tanpa kemasan plastik.

3. Kolaborasi dengan Penjual: Mengajak kantin dan penjual makanan untuk menyediakan kemasan ramah lingkungan.

 

Jajan tanpa plastik dapat memberikan banyak dampak positif seperti:

1. Lingkungan yang Lebih Sehat: Mengurangi plastik sekali pakai membuat lingkungan sekolah lebih bersih.

2. Mendorong Kreativitas: Siswa dapat mencari cara kreatif dalam mengemas makanan.

3. Menjadi Contoh untuk Komunitas: Sekolah yang menerapkan budaya ini dapat menjadi inspirasi bagi komunitas sekitarnya.

 

Kita Semua tahu bahwa plastik memberikan banyak dampak buruk kepada lingkungan sekitar karena ia tidak mudah terurai.Maka dari itu,ayo kurangi penggunaan plastik dengan cara jajan tanpa plastik!.

Dengan menerapkan budaya jajan tanpa plastik, SMP Negeri 1 Weru tidak hanya berkomitmen terhadap lingkungan tetapi juga mendidik generasi mendatang untuk hidup lebih berkelanjutan.

18 Januari 2024

KOMUNITAS BELAJAR SMP NEGERI 1 WERU

 

Dalam pengimplementasian Kurikulum Merdeka, diperlukan adanya sebuah komunitas atau kelompok-kelompok yang terdiri dari pendidik untuk saling bertukar inspirasi dan juga ide dalam pembelajaran. Untuk itulah SMP negeri 1 Weru juga membuat sebuah Komuitas belajar dengan nama "GIAT SEMERU SUKOHARJO".

Komunitas Belajar adalah sekelompok guru, tenaga kependidikan, dan pendidik lainnya yang memiliki semangat dan kepedulian yang sama terhadap transformasi pembelajaran melalui interaksi secara rutin dalam wadah di mana mereka berpartisipasi aktif. Giat Semeru secar arutin mengadakan pertemuan minimal seminggu sekali yaitu setiap Hari Rabu setelah jam pembelajaran berakhir.

Pada implementasi Kurikulum Merdeka, Komunitas Belajar mendukung guru, tenaga kependidikan dan pendidik lainnya untuk dapat mendiskusikan dan menyelesaikan berbagai masalah pembelajaran yang dihadapi saat implementasi Kurikulum Merdeka.

Dalam membangun sebuah Komunitas Belajar, terdapat beberapa tujuan utama yang harus diterapkan. Di antaranya seperti mengedukasi anggota komunitas dengan mengumpulkan dan berbagi informasi terkait pertanyaan dan masalah terkait praktik, memfasilitasi anggota komunitas untuk terus belajar, mendorong peningkatan kompetensi anggota lewat diskusi dan sharing, serta mengintegrasikan pembelajaran yang didapatkan melalui komunitas dalam pekerjaan sehari -hari.