Selamat datang di Website SMP Negeri 1 Weru Sukoharjo, Sekolah Standar Nasional. VISI : Terwujudnya Lulusan Yang Berprofil Pelajar Pancasila, Cakap Dalam Literasi Dan Numerasi Serta Berwawasan Lingkungan.


02 Oktober 2024

DESERT KETEL NAGAKU

 

DESERT KETEL NAGAKU



Nilam Hilda Victorya Arfa

Kader Adiwiyata SMP Negeri 1 Weru

 

Dalam rangka pemanfaatan tanaman yang tumbuh subur di lahan sekolah , kami, Tim Kader Adiwiyata SMP N 1 Weru Sukoharjo memanfaatkannya untuk pokja  inovasi. Kami berkreasi membuat  kudapan dengan menggabungkan beberapa tanaman yang ada. Dari bermacam –macam tanaman yang tumbuh subur, kami memilih menggabungkan aneka manfaat dari tanaman : kelor, telang, buah naga, dan kunyit. Kami akan membuat puding yang kaya akan manfaat. Kudapan ini kami beri nama Puding Ketel Nagaku, desert cantik kaya vitamin yang enak dan yummy.

Tanaman telang atau Clitoria ternatea biasanya dikenal sebagai tanaman merambat yang dapat ditemukan di kebun atau tumbuh secara liar. Namun akhir – akhir ini mulai banyak dikenal masyarakat sebagai salah satu tanaman herbal yang berkhasiat untuk kesehatan tubuh.  Bagian tanaman telang yang dimanfaatkan untuk dikonsumsi sebagai bahan herbal adalah bagian bunganya. Bunga telang memiliki beragam manfaat, diantaranya:

1.        Meningkatkan daya ingat

2.        Mengatasi gangguan kecemasan

3.        Meringankan depresi

4.        Sebagai antioksidan (meningkatkan daya tahan tubuh)

5.        Menyembuhkan luka

6.        Mengurangi peradangan

7.        Menyehatkan jantung

8.        Berpotensi mengatasi gejala diabetes

9.        Membantu mengatasi asma

Bunga telang jadi salah satu jenis bunga yang digunakan sebagai bahan pewarna alami. Jenis bunga telang ini biasa digunakan untuk menciptakan warna biru cerah keunguan Karena warnanya yang menarik inilah bunga telang dapat juga dimanfaatkan sebagai pewarna alami makanan. Belum banyak yang mengerti bahwa bunga telang dapat diolah sebagai pewarna makanan dengan sangat mudah dan sederhana. Maka dari itu, kami akan membuat sebuah inovasi dengan mengubah bunga telang menjadi bahan pewarna alami untuk mempercantik olahan puding yang dapat dikonsumsi untuk kesehatan dan dapat dinikmati untuk semua kalangan.

Selain memanfaatkan tanaman bunga telang, kader juga menambahkan daun kelor sebagai pewarna alami hijau, tanaman kunyit untuk pewarna kuning, dan buah naga merah untuk warna alami merah.

Kelor mengandung klorofil dengan konsentrasi tinggi. Klorofil merupakan salah satu kelompok pigmen yang memberikan warna hijau secara alami pada buah dan sayuran. Adanya klorofil pada daun kelor dapat digunakan sebagai pewarna hijau alami pada makanan atau minuman.  Daun kelor juga mengandung vitamin dan mineral, antara lain Vitamin B6, Vitamin B2, Vitamin C, Vitamin A, zat besi, dan Magnesium yang baik untuk kesehatan tubuh kita.

Kunyit atau kunir (Curcuma longa L.) tergolong dalam kelompok jahe-jahean (Zingiberaceae) termasuk salah satu tanaman rempah dan obat asli dari Asia Tenggara. Rimpang kunyit memiliki aroma seperti lada dan rasa hangat yang agak pahit serta memiliki pewarnaan jingga-kuning yang kuat. Warna kuning pada kunyit diperoleh dari senyawa alami bernama kurkumin yang terkandung di dalamnya.

 Bumbu dapur ini kerap dimanfaatkan dalam berbagai masakan yang berwarna kuning, seperti nasi kuning atau opor ayam. Selain memberi warna, kunyit juga dapat menambah nutrisi serta meningkatkan cita rasa masakan. Kunyit memberikan beberapa kandungan bermanfaat bagi tubuh. Yaitu kandungan kurkumin, sesmetoksikumin, bisdesmetoksikurkumin, resim, pati, karbohidrat, protein, selulosa, lemak, vitamin C, antioksidan, zat pahit, zat besi, fosfor, kalsium, minyak atsiri.

Buah naga adalah buah tropis yang berasal dari tanaman kaktus yang tumbuh merambat. Buah ini memiliki banyak nama, seperti pitaya, pitahaya, dan buah pir stroberi. Daging buah naga bisa digunakan sebagai pewarna makanan merah muda. Buah naga mengandung zat warna antosianin yang dapat memberikan warna merah. Jus buah naga dapat disaring untuk mendapatkan pewarna merah alami. Kepekatan warna jus buah naga dapat diatur untuk menghasilkan warna merah muda. Buah naga mengandung berbagai nutrisi, di antaranya: 

  • Vitamin C: Membantu tubuh menyerap zat besi dan mencegah tanda penuaan dini 
  • Zat besi: Membantu memecah makanan menjadi energi dan mencegah anemia defisiensi besi 
  • Magnesium: Membantu mengoptimalkan kesehatan tulang 
  • Antioksidan: Mencegah enzim yang menghambat komponen kulit, seperti kolagen dan asam hialuronat 
  • Karotenoid: Menetralkan radikal bebas dan mempertahankan sel darah putih dari bahaya 

Selain itu, buah naga juga mengandung: Asam folat, Riboflavin, Vitamin B12, Vitamin A, Kalsium, Fosfor, Kalium. Buah naga memiliki indeks glikemik yang rendah, sehingga tidak menyebabkan lonjakan tajam dalam kadar gula darah setelah dikonsumsi. 

            Kelor, telang, buah naga dan kunyit, semuanya dijadikan sebagai bahan pewarna alami dalam pembuatan puding. Hasil pembuatan puding  kami titip jualkan di kantin kejujuran sekolah. Kami kader Adiwiyata ingin turut berkontribusi dalam mengkampanyekan makanan sehat bagi warga sekolah . Semoga apa yang telah kami lakukan akan membawa manfaat bagi masyarakat luas, terutama warga SMP N 1 Weru.




25 September 2024

STICK BAYAM CEMILAN SEHAT SISWA SEMERU

 

 

STICK BAYAM  CEMILAN SEHAT  SISWA SEMERU

 


Tahun pelajaran 2024/2025 saat ini, SMP N 1 WERU sedang mengikuti program Penilaian Kinerja Kader Adiwiyata . Adiwiyata merupakan nama salah satu program dari Kementrian Negara Lingkungan Hidup. Adiwiyata dapat diartiakan sebagai tempat yang baik dan ideal, dimana dapat diperoleh segala ilmu pengetahuan dan berbagai etika yang dapat menjadi dasar manusia dalam upaya menuju terciptanya  kesejahteraan hidup seiring dengan tindakan pelestarian  lingkungan.

Menurut Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 52 Tahun 2019 tentang “Gerakan Peduli dan Berbudaya Lingkungan Hidup di Sekolah” mencakup penerapan Perilaku Ramah Lingkungan Hidup ( PRLH ); konservasi energi; konservasi air; pembelajaran pada mata pelajaran atau ekstrakurikuler;kebersihan, sanitasi dan drainase;penanaman dan pemeliharaan pohon serta inovasi terkait PRLH.

Sekolah adiwiyata merupakan sekolah yang peduli lingkungan yang sehat, bersih serta lingkungan yang indah. Dengan adanya program Sekolah Adiwiyata  diharapkan seluruh masyarakat di sekitar sekolah dapat menyadari bahwa lingkungan yang hijau adalah lingkungan yang sehat bagi kesehatan tubuh.

Sekolah Adiwiyata bertujuan membentuk sekolah yang peduli dan berbudaya lingkungan, mampu berpartisipasi dan melaksanakan upaya pelestarian lingkungan dan pembangunan berkelanjuatan bagi kepentingan generasi sekarang maupun yang akan datang. Disamping itu, turut mewujudkan warga sekolah yang bertanggung jawab dalam upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan melalui tata kelola sekolah yang baik untuk mendukung pembangunan berkelanjutan.

Salah satu bidangnya adalah inovasi terkait Penerapan PRLH, memuat karya inovatif pendidik dan peserta didik. Berbekal ragam tanaman yang ada di kebun sekolah, memunculkan ide kreatif guru dan murid untuk membuat karya inovasi di bidang pangan yang sehat lagi menyehatkan. Sekaligus menjadi produk yang dapat dijual di koperasi sekolah.

Fenomena generasi masakini yang lebih dikenal sebagai Gen Z, banyak dari mereka yang lebih suka mengkonsumsi makanan cepat saji, ataupun makanan-makanan instan. Mereka tidak suka mengkonsumsi sayuran hijau dan juga buah-buahan. Padahal jelas dalam ilmu pengetahuan dalam IPA, tentang metabolism tubuh yang dapat menunjang kesehatan, bahwa seharusnya kita mengkonsumsi makanan 4 sehat 5 sempurna.  Sebagai anggota kader Adiwiyata, yang menjadi bahan pemikiran adalah mencari solusi agar teman-teman menerima keterkecukupan gizi dengan varian makanan yang mereka suka.

Berdasarkan hal tersebut, muncul ide kreatif, membuat cemilan kekinian dengan bahan dasar sayuran hijau. Karena di kebun sekolah terdapat tanaman bayam, maka muncul ide membuat cemilan stick bayam. Bayam ternyata mengandung beragam vitamin dan mineral. Antara lain, vitamin A,B komplekx, C dan vitamin K. adapun mineral yang terkandung bada bayam adalah besi, kalsium, magnesium dan folat. Semua nutrisi tersebut sangat penting untuk menjaga kesehatan tubuh. Antara lain, dapat menjaga kesehatan mata, sebagai penguuat tulang, menurunkan tekanan darah, menjaga kesehatan kulit, dan masih banyak lagi manfaat dari bayam.

Dengan bantuan guru kami, yaitu ibu Siti Margiyati, S.Pd., ( Guru IPA sekaligus pembimbing Prakarya), maka ide tersebut kami wujudkan. Dari beliaulah kami, mendapat resep pembuatan Stick Bayam. Sekaligus beliau support akan alat untuk membuatnya. Bahan bahan yang diperlukan untuk pembuatan stick bayam adalah : 1 kg terigu protein sedang, 1 sdm fermipan, 1 sdm garam, 5 siung bawang putih, 1 butir telur, 100 gr daun bayam, 500 ml air, 2 sdm margarin cair dan minyak goreng. Di bawah arahannya, bahan kami campur satu persatu, hingga terbentuk adonan siap giling. Dengan alat penggilingan mie yang sederhana, akhirnya stick bayam berhasil kami buat dengan sukses. Langkah terakhir adalah menggoreng dalam minyak panas, namun dengan kondisi api yang tidak terlalu besar. Agar diperoleh tingkat kematangan yang sempurna dan warnanyapun  menarik dan mampu menggugah selera.

Hasil dari pembuatan cemilan stick bayam, selanjutnya kami kemas dan kami titip jualkan di kantin kejujuran. Bagi teman-teman yang membeli, tanpa sadar mereka sudah mengkonsumsi sayuran bayam yang diolah dalam varian menu yang berbeda dari yang lazim dijumpai. Stick bayam menjadi pilihan menu baru yang sangat di suka di kalangan teman-teman generasi Z.  Dan ternyata juga mampu membangkitkan dan meningkatkan jiwa enterpreneurship kami, kader adiwiyata di SMP Negeri 1 Weru ( SEMERU ).

 

 

 


AULIA NUR CAHYANI
NISN : 0097585392
KADER ADIWIYATA SMP NEGERI 1 WERU

 

30 Agustus 2024

Jajan Tanpa Plastik: Tren Baru yang Ramah Bumi di SMP Negeri 1 Weru

 

Jajan Tanpa Plastik: Tren Baru yang Ramah Bumi di SMP Negeri 1 Weru

Oleh Erina Amelia Putri (Kader Adiwiyata SMPN 1 Weru)



Apa sih Adiwiyata itu?

Adiwiyata adalah program yang diluncurkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup untuk meningkatkan kesadaran dan pengetahuan warga sekolah tentang pentingnya menjaga lingkungan. Program ini, yang dikenal secara internasional sebagai Green School, bertujuan untuk menciptakan sekolah yang peduli terhadap lingkungan dan mendukung pelestarian serta pembangunan berkelanjutan.

Tujuan umum dari Adiwiyata adalah menciptakan sekolah yang tidak hanya peduli terhadap lingkungan tetapi juga aktif berkontribusi pada upaya pelestarian lingkungan demi kepentingan generasi sekarang dan mendatang. Secara khusus, Adiwiyata bertujuan membentuk warga sekolah yang bertanggung jawab dalam perlindungan dan pengelolaan lingkungan melalui praktik tata kelola sekolah yang baik.

 

Program Adiwiyata melibatkan empat komponen utama yang saling berkaitan:

1. Kebijakan yang Berwawasan Lingkungan

2. Pelaksanaan Kurikulum yang Mengintegrasikan Aspek Lingkungan

3. Kegiatan Partisipatif yang Berfokus pada Lingkungan

4. Pengelolaan Fasilitas yang Ramah Lingkungan

Selain itu,adiwiyata memberikan berbagai manfaat, antara lain:

1. Mendukung pencapaian standar kompetensi pada pendidikan dasar dan menengah.

2. Mengoptimalkan penggunaan dana operasional sekolah dengan menghemat sumber daya dan energi.

3. Mewujudkan rasa kebersamaan di kalangan warga sekolah dan menciptakan lingkungan belajar yang nyaman.

4. Menjadi media pembelajaran untuk nilai-nilai pelestarian lingkungan hidup.

5. Meningkatkan perlindungan lingkungan melalui upaya pengendalian pencemaran dan pelestarian fungsi lingkungan sekolah.

 

 

Konsep 5R dalam Lingkungan

Konsep 5R adalah pendekatan penting dalam pengelolaan lingkungan:

1. Refuse (Menolak): Menghindari produk plastik sekali pakai.

2. Reduce (Mengurangi): Mengurangi penggunaan barang untuk meminimalkan limbah.

3. Reuse (Menggunakan Kembali): Menggunakan kembali barang yang masih bisa digunakan.

4. Recycle (Daur Ulang): Mengolah kembali material menjadi produk baru.

5. Replant (Penanaman Kembali): Menanam kembali tanaman untuk menghemat pengeluaran atau menghasilkan nilai ekonomi.

 

Untuk mendukung kegiatan adiwiyata ini,SMP N 1 Weru mengadakan beberapa program.

Budaya jajan tanpa plastik di SMP N 1 Weru adalah  salah satu inisiatif untuk mengurangi penggunaan plastik sekali pakai dengan cara mengadopsi kebiasaan yang lebih ramah lingkungan. Hal ini melibatkan perubahan dalam cara siswa, guru, dan staf membeli, membawa, dan mengonsumsi makanan dan minuman di lingkungan sekolah.

Dalam program ini para siswa diminta untuk membawa wadah makan dan minum dari rumah untuk mengurangi impor sampah dari luar sekolah.

Selain itu SMP Negeri 1 weru juga mengadakan program pemilahan sampah untuk memisahkan sampah organik dan anorganik.Nah, beberapa sampah anorganik yang masih dapat digunakan akan didaur ulang menjadi barang baru yang lebih berguna.

 

Kemudian , SMP N 1 Weru juga melaksanakan kegiatan untuk merawat dan menanam tanaman yang dilakukan oleh seluruh siswa terutama oleh kader adiwiyata.Siswa siswi Di SMP ini juga tidak diperbolehkan merusak tanaman ataupun mencabut tanaman tanpa izin.

Siswa siswi juga tidak diperkenankan untuk membuang sampah sembarangan dan selalu menjaga kebersihan lingkungannya.

SMP N 1 Weru juga mengadakan kampanye dan edukasi secara berkala kepada siswa tentang program program adiwiyata tersebut

Untuk mendukung program program tersebut SMP N 1 Weru membentuk suatu kader adiwiyata yang dibagi menjadi beberapa pokja.

Hal ini sangat penting untuk diterapkan di dalam sekolah karena dapat:

1. Meningkatkan Kesadaran Lingkungan: Sekolah dapat menanamkan nilai lingkungan pada siswa dan mengajarkan dampak negatif plastik.

2. Membentuk Kebiasaan Baik: Kebiasaan membawa wadah makanan dan botol minum sendiri dapat membentuk perilaku ramah lingkungan.

3. Mengurangi Limbah Sekolah: Mengurangi plastik sekali pakai mengurangi jumlah sampah dan menjaga kebersihan lingkungan sekolah.

 

Cara Menerapkan Budaya Jajan Tanpa Plastik di Sekolah

1. Edukasi dan Kampanye: Mengadakan kampanye dan program edukasi tentang bahaya plastik dan manfaat pengurangan sampah plastik.

2. Fasilitas Ramah Lingkungan: Menyediakan tempat sampah terpisah dan kantin tanpa kemasan plastik.

3. Kolaborasi dengan Penjual: Mengajak kantin dan penjual makanan untuk menyediakan kemasan ramah lingkungan.

 

Jajan tanpa plastik dapat memberikan banyak dampak positif seperti:

1. Lingkungan yang Lebih Sehat: Mengurangi plastik sekali pakai membuat lingkungan sekolah lebih bersih.

2. Mendorong Kreativitas: Siswa dapat mencari cara kreatif dalam mengemas makanan.

3. Menjadi Contoh untuk Komunitas: Sekolah yang menerapkan budaya ini dapat menjadi inspirasi bagi komunitas sekitarnya.

 

Kita Semua tahu bahwa plastik memberikan banyak dampak buruk kepada lingkungan sekitar karena ia tidak mudah terurai.Maka dari itu,ayo kurangi penggunaan plastik dengan cara jajan tanpa plastik!.

Dengan menerapkan budaya jajan tanpa plastik, SMP Negeri 1 Weru tidak hanya berkomitmen terhadap lingkungan tetapi juga mendidik generasi mendatang untuk hidup lebih berkelanjutan.

18 Januari 2024

KOMUNITAS BELAJAR SMP NEGERI 1 WERU

 

Dalam pengimplementasian Kurikulum Merdeka, diperlukan adanya sebuah komunitas atau kelompok-kelompok yang terdiri dari pendidik untuk saling bertukar inspirasi dan juga ide dalam pembelajaran. Untuk itulah SMP negeri 1 Weru juga membuat sebuah Komuitas belajar dengan nama "GIAT SEMERU SUKOHARJO".

Komunitas Belajar adalah sekelompok guru, tenaga kependidikan, dan pendidik lainnya yang memiliki semangat dan kepedulian yang sama terhadap transformasi pembelajaran melalui interaksi secara rutin dalam wadah di mana mereka berpartisipasi aktif. Giat Semeru secar arutin mengadakan pertemuan minimal seminggu sekali yaitu setiap Hari Rabu setelah jam pembelajaran berakhir.

Pada implementasi Kurikulum Merdeka, Komunitas Belajar mendukung guru, tenaga kependidikan dan pendidik lainnya untuk dapat mendiskusikan dan menyelesaikan berbagai masalah pembelajaran yang dihadapi saat implementasi Kurikulum Merdeka.

Dalam membangun sebuah Komunitas Belajar, terdapat beberapa tujuan utama yang harus diterapkan. Di antaranya seperti mengedukasi anggota komunitas dengan mengumpulkan dan berbagi informasi terkait pertanyaan dan masalah terkait praktik, memfasilitasi anggota komunitas untuk terus belajar, mendorong peningkatan kompetensi anggota lewat diskusi dan sharing, serta mengintegrasikan pembelajaran yang didapatkan melalui komunitas dalam pekerjaan sehari -hari.



01 Agustus 2023

TELANG D’ALOE TINGKATKAN JIWA ENTERPRENEURSHIP SISWA SEMERU

TELANG D’ALOE TINGKATKAN JIWA ENTERPRENEURSHIP SISWA SEMERU 
Sejak tahun 2019, SMP N 1 Weru memiliki memiliki kantin kejujuran yang menginduk pada koperasi siswa, Sehingga mulai saat itu, koperasi siswa memiliki 2 bidang usaha. Pertama menyediakan alat tulis dan perlengkapan sekolah, sedang yang kedua menyediakan aneka snack/jajanan dan minuman ( kantin). Prinsip yang diterapkan pada koperasi siswa, adalah prinsip “kejujuran”. Terutama pada kantinnya. Kami menamakannya sebagai kantin kejujuran “ KOPSIS SEMERU”. Sistemnya dengan sistem titip jual. Siapapun warga sekolah dapat menitipkan barang dagangannya di kantin sekolah. Dengan syarat, makanan/minuman yang dititipkan adalah makanan/minuman yang sehat, tidak mengandung zat aditif berlebihan. Diharapkan dengan adanya kantin kejujuran dapat turut berkontribusi terhadap pembentukan karakter siswa sesuai dengan nilai-nilai pendidikan karakter yang semestinya dimiliki oleh anak-anak Indonesia. Nilai yang dimaksud adalah nilai religiusitas dan kemandirian. Riligiusitas : Dengan adanya Kantin Kejujuran KOPSIS SEMERU, mengajak siswa untuk berperilaku jujur. Ada tidaknya penjaga kantin mesti harus selalu jujur. Yakin dengan adanya kepengawasan dari Yang Maha Melihat. Karena kejujuran akan membawa ketentraman hati. Kejujuran juga akan terlahir dari hati yang bersih. Kejujuran laksana mata uang yang dapat berlaku dimana saja dan kapan saja. Kemandirian : Dengan adanya Kantin Kejujuran KOPSIS SEMERU, melatih dan mengajak siswa untuk mandiri sejak dini. Siswa yang sudah mulai tertarik akan dunia wirausaha,dapat menitipkan produk kreasinya di koperasi sekolah. Baik secara perorangan maupun kelompok kelas. Tahun pelajaran 2022/2023 saat ini, SMP N 1 WERU sedang mengikuti program sekolah Adiwiyata. Adiwiyata merupakan nama salah satu program dari Kementrian Negara Lingkungan Hidup. Adiwiyata dapat diartiakan sebagai tempat yang baik dan ideal, dimana dapat diperoleh segala ilmu pengetahuan dan berbagai etika yang dapat menjadi dasar manusia dalam upaya menuju terciptanya kesejahteraan hidup seiring dengan tindakan pelestarian lingkungan. Menurut Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 52 Tahun 2019 tentang “Gerakan Peduli dan Bebudaya Lingkungan Hidup di Sekolah” mencakup penerapan Perilaku Ramah Lingkungan Hidup ( PRLH ); konservasi energi; konservasi air; pembelajaran pada mata pelajaran atau ekstrakurikuler;kebersihan, sanitasi dan drainase;penanaman dan pemeliharaan pohon serta inovasi terkait PRLH. Sekolah adiwiyata merupakan sekolah yang peduli lingkungan yang sehat, bersih serta lingkungan yang indah. Dengan adanya program Sekolah Adiwiyata diharapkan seluruh masyarakat di sekitar sekolah dapat menyadari bahwa lingkungan yang hijau adalah lingkungan yang sehat bagi kesehatan tubuh. Sekolah Adiwiyata bertujuan membentuk sekolah yang peduli dan berbudaya lingkungan, mampu berpartisipasi dan melaksanakan upaya pelestarian lingkungan dan pembangunan berkelanjuatan bagi kepentingan generasi sekarang maupun yang akan datang. Disamping itu, turut mewujudkan warga sekolah yang bertanggung jawab dalam upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan melalui tata kelola sekolah yang baik untuk mendukung pembangunan berkelanjutan. Salah satu bidangnya adalah inovasi terkait Penerapan PRLH, memuat karya inovatif pendidik dan peserta didik. Berbekal ragam tanaman yang ada di kebun sekolah, memunculkan ide kreatif guru dan murid untuk membuat karya inovasi di bidang pangan yang sehat lagi menyehatkan. Sekaligus menjadi produk yang dapat dijual di koperasi sekolah. Muncullah ide minuman sehat dengan mengkombinasikan bunga telang dan lidah buaya (Aloevera) Kita namakan minuman sehat lagi menyehatkan “Telang D’Aloe”. Bunga telang dan lidah buaya memiliki segudang manfaat yang sangat dibutuhkan tubuh dalam metabolismenya. Bunga telang digunakan sebagai unsur pewarna minuman, sedang daging lidah buaya, dijadikan isian (nata de Aloe). Bunga telang yang sudah dijemur dan kering, di seduh dengan air panas. Setelah menjadi air teh telang bisa ditambahkan gula pasir yang telah dicairkan terlebih dahulu. Sementara untuk isiannya, batang lidah buaya dikupas untuk diambil dagingnya. Dicuci bersih pada air yang mengalir. Kemudian dipotong potong, direndam kedalam larutan asam sitrat. Bisa juga di rendam dengan air kapur sirih selama 15 menit. Setelah direndam, dicuci berulang kali hingga kesad tak berlendir. Kemudian direbus dalam air mendidih dan ditiriskan. Langkah terakhir, mencampurkan air teh telang, larutan gula pasir dengan di beri isian nata de aloe. Jadilah minuman segar, sehat lagi menyehatkan Telang D’Aloe. Siswa-siswa secara berkelompok dapat menduplikasikan minuman Telang D’Aloe untuk dapat di titipjualkan di koperasi kejujuran. Dan pada akhirnya Telang D’Aloe mampu membangkitkan dan meningkatkan jiwa enterpreneurship siswa di SMP Negeri 1 Weru ( SEMERU ).

19 Mei 2023

Kegiatan Jalan Sehat SMP Negeri 1 Weru

Pada hari Jumat tanggal 19 Mei 2023, seluruh warga SMP Negeri 1 Weru melaksanakan kegiatan jalan sehat. Kegiatan tersebut merupakan agenda rutin sekolah sebagai upaya untuk menjaga kesehatan dan menghilangkan kejenuhan selama pelaksanaan pembelajaran tatap muka di dalam kelas.

Seluruh warga sekolah, peserta didik dan guru sangat antusias dalam pelaksanaan jalan sehat. Kegiatan tersebut mengajak warga sekolah keluar dari wilayah sekolah dan mengelilingi kompleks perkampungan di sekitar sekolah. 

Setelah selesai kegiatan, tidak ditemui siswa yang kelelahan atau keletihan akibat jalan sehat. Hal tersebut menandakan semua siswa menikmati jalan sehat yang diselenggarakan. Melalui jalan sehat tersebut, diharapkan kesehatan dapat terjaga, menjaga ketahanan imunitas tubuh dan menghilangkan kejenuhan selama belajar di sekolah.




12 Mei 2023

Internalisasi Gerakan Peduli dan Berbudaya Lingkungan Hidup (PBLHS) kepada Warga Sekolah

 

Pada tahun 1996, Departemen Pendidikan Nasional dan Kementerian Negara Lingkungan Hidup menyepakati kerjasama  pembentukan Jaringan Pendidikan Lingkungan, yang kemudian kerjasama tersebut diperbaharui pada tahun 2005. Pada tahun 2006 Kementerian Lingkungan Hidup mengembangkan program Pendidikan lingkungan hidup pada jenjang pendidikan dasar dan menengah yang dikenal dengan program Adiwiyata. Kerjasama tersebut diperbaharui pada tahun 2010 dan terakhir pada tahun 2016 dengan melibatkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi, Kementerian Agama dan Kementerian  Dalam Negeri tentang Pengembangan Pendidikan Lingkungan Hidup. Selanjutnya nota kesepahaman tersebut dijabarkan dalam perjanjian kerjasama tentang Gerakan Peduli dan Berbudaya Lingkungan Hidup Pada Satuan Pendidikan. Jaringan Pendidikan Lingkungan, yang kemudian kerjasama tersebut diperbaharui pada tahun 2005.

            Pada tahun 2006 Kementerian Lingkungan Hidup mengembangkan program Pendidikan lingkungan hidup pada jenjang pendidikan dasar dan menengah yang dikenal dengan program Adiwiyata. Kerjasama tersebut diperbaharui pada tahun 2010 dan terakhir pada tahun 2016 dengan melibatkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi, Kementerian Agama dan Kementerian  Dalam Negeri tentang Pengembangan Pendidikan Lingkungan Hidup. Selanjutnya nota kesepahaman tersebut dijabarkan dalam perjanjian kerjasama tentang Gerakan Peduli dan Berbudaya Lingkungan Hidup Pada Satuan Pendidikan.

            Adiwiyata merupakan sebuah penghargaan yang diberikan oleh pemerintah, mulai dari pemerintah  pusat,  provinsi  hingga kabupaten/kota  kepada  sekolah  yang berkomitmen  mewujudkan  warga  sekolah yang  peduli  dan  bertanggungjawab  dalam upaya  perlindungan  dan  pengelolaan lingkungan  hidup  untuk  mendukung pembangunan berkelanjutan.

            Mengikuti perkembangan kebijakan di bidang pendidikan  dan  lingkungan  hidup,  beberapa pembaharuan  serta  penyesuaian  terus mewarnai  pelaksanaan  program  Adiwiyata secara  nasional.  Program  Adiwiyata  terus disempurnakan.  Pada  tahun  2019 pelaksanaan  program  Adiwiyata  secara resmi  diperbarui  menjadi  Gerakan  Peduli dan  Berbudaya  Lingkungan  Hidup  di sekolah,  yang  selanjutnya  disebut  sebagai Gerakan  PBLHS.  Gerakan  PBLHS  ini bertujuan  untuk  mendorong  terjadinya  aksi kolektif  secara  sadar,  sukarela,  berjejaring, serta berkelanjutan oleh warga sekolah atau madrasah  dalam  menerapkan  perilaku ramah  lingkungan  hidup  yang  selanjutnya disebut penerapan PRLH.

            Dalam  upaya  mencapai  tujuan  Gerakan PBLHS  secara  optimal,  pelibatan  semua pihak (seluruh komponen sekolah, orang tua dan masyarakat) adalah kunci utama. Gerakan  PBLHS  idealnya  wajib memperhatikan  3  (tiga)  tahapan  penting mulai  dari  sekolah  menyusun  rencana, melaksanakan,  dan  melakukan monitoring  serta  evaluasi  pelaksanaan Gerakan PBLHS.

            Pada tahun 2023 ini, UPTD SMP Negeri 1 Weru ditunjuk sebagai salah satu Calon Sekolah Adiwiyata Kabupaten (CSAK) oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayan Kabupaten Sukoharjo. Beberapa kegiatan sudah dilaksanakan, salah satunya adalah mensosialisasikan Program Adiwiyata ini kepada seluruh warga sekolah yang meliputi Peserta Didik, Tenaga Pendidik dan Kependidikan, serta orang tua/wali peserta didik. 

03 Mei 2023

Assesment Sumatif Akhir Jenjang (ASAJ)

SMP Negeri 1 Weru mengadakan Assesment Sumatif Akhir Jenjang (ASAJ) atau yang dulu disebut dengan Ujian Sekolah yang diikuti oleh Peserta Didik Kelas 9.

Assesmen Sumatif Akhir Jenjang (ASAJ) merupakan penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan yang bertujuan untuk menilai pencapaian standar kompetensi lulusan untuk semua mata pelajaran yang dilaksanakan sesuai dengan kurikulum yang berlaku.

ASAJ ini dimulai hari Rabu, 3 Mei 2023 s/d Selasa, 9 Mei 2023. Seluruh peserta didik kelas 9 mengikuti kegiatan ini, sedangkan untuk kelas 7 dan 8 tetap melaksanakan pembelajaran, namun pembelajaran kelas 7 dan 8 dilaksanakan secara daring. Untuk Bapak/Ibu Guru pengampu kelas 7 dan 8 melaksanakan pembelajaran daring baik synkronus maupun asynkronus.

01 Mei 2023

Hari Pendidikan Nasional 2023

Hari Pendidikan Nasional 2023 jatuh pada Selasa, 2 Mei 2023. Hardiknas atau Hari Pendidikan Nasional diperingati setiap tahun yang bertepatan dengan hari lahir Bapak Pendidikan Indonesia, Ki Hajar Dewantara.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) merilis tema, logo, dan panduan upacara bendera dalam rangka peringatan Hardiknas 2023. Berikut ini serba-serbi Hardiknas 2023.

Tema Hari Pendidikan Nasional 2023

Menurut Surat Nomor 12811/MPK.A/TU.02.03/2023 tentang Pedoman Peringatan Hari Pendidikan Nasional Tahun 2023 oleh Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia, tema Hari Pendidikan Nasional 2023 adalah "Bergerak Bersama Semarakkan Merdeka Belajar".

Selain itu, bulan Mei 2023 juga dicanangkan sebagai bulan Merdeka Belajar seiring dengan peringatan Hari Pendidikan Nasional 2023. Dalam rangka peringatan Hardiknas 2023, akan dilaksanakan upacara bendera hingga ragam aktivitas lainnya.

Logo Hari Pendidikan Nasional 2023

Logo Hardiknas 2023 dapat diunduh di sini. Dilansir situs KSPSTENDIK Kemdikbud RI, logo ini dibentuk dari tiga elemen yang terdiri dari Bintang, Keceriaan dan Pena. Berikut adalah makna dari logo Hari Pendidikan Nasional 2023.
  1. Bintang, menggambarkan semangat Hardiknas yang selaras dengan visi dan misi pemerintah untuk melahirkan generasi Indonesia yang cerdas berkarakter. Dengan garis luwes menggambarkan semangat adaptif dan tangguh menghadapi perubahan zaman yang sangat dinamis.
  2. Keceriaan, menggambarkan suasana pendidikan Indonesia yang menggembirakan, penuh dengan antusiasme, dan gotong royong serta partisipasi publik.
  3. Pena, menggambarkan proses pendidikan sebagai sebuah proses penciptaan mahakarya yang memerlukan perpaduan holistik antara kemampuan intelektual, emosional, dan spritual dalam pelaksanaan.
Sumber

Berikut kami sajikan link twibbon hardiknas kreasi SMP Negeri 1 Weru.

  1. Twibbon Semeru 1
  2. Twibbon Semeru 2
  3. Twibbon Semeru 3
  4. Twibbon Semeru 4
  5. Twibbon Semeru 5



04 Maret 2023

Gerakan Peduli dan Berbudaya Lingkungan Hidup di Sekolah (PBLHS)

Gerakan Peduli dan Berbudaya Lingkungan Hidup di Sekolah (PBLHS) adalah aksi kolektif secara sadar, sukarela, berjejaring, dan berkelanjutan yang dilakukan oleh sekolah dalam menerapkan perilaku ramah lingkungan hidup. Demikian penjelasan definitif menurut Pasal 1 Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI Nomor P.52/MENLHK/SETJEN/KUM.1/9/2019 tentang Gerakan Peduli dan Berbudaya Lingkungan Hidup di Sekolah.

Menurut Pasal 2 Peraturan Menteri di atas, gerakan PBLHS untuk mewujudkan dua hal. Pertama, perilaku warga sekolah yang bertanggung jawab dalam upaya pelestarian fungsi lingkungan hidup. Kedua, peningkatan kualitas lingkungan hidup.

Perilaku warga sekolah yang bertanggung jawab yang dimaksud dalam pasal tersebut disebut Penerapan Perilaku Ramah Lingkungan Hidupyang disingkat PRLH. Menurut Pasal 1 peraturan menteri ini, PRLH merupakan sikap dan tindakan warga sekolah dalam menjaga dan melestarikan fungsi lingkungan hidup.

Perlu diketahui juga menurut Pasal 8 Ayat 2 Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI ini, gerakan PBLHS dilaksanakan melalui 5 (lima) kegiatan.

Pertama, pembelajaran pada mata pelajaran, ekstrakurikuler dan pembiasaan diri. Kedua, penerapan PRLH untuk masyarakat sekitar sekolah. Ketiga, membentuk jejaring kerja dan komunikasi. Keempat, kampanye dan publikasi gerakan PBLHS. Kelima, membentuk dan memberdayakan Kader Adiwiyata.

Demikianlah gambaran umum pelaksanaan gerakan PBLHS. Gerakan ini dapat dinilai positif karena melalui kegiatan ini warga sekolah akan mendapatkan pendidikan lingkungan hidup.

Pendidikan lingkungan hidup menurut Pasal 1 Peraturan Menteri ini diartikan sebagai upaya untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, sikap, dan aksi kepedulian individu, komunitas, organisasi dan berbagai pihak terhadap permasalahan lingkungan untuk keberlanjutan pembangunan bagi generasi sekarang dan yang akan datang.

Pendidikan lingkungan hidup merupakan hak setiap orang. Secara tegas, hal ini dinyatakan Pasal 65 Ayat 2 UU RI Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Dalam pasal tersebut dinyatakan setiap orang berhak mendapatkan pendidikan lingkungan hidup, akses informasi, akses partisipasi, dan akses keadilan dalam memenuhi hak atas lingkungan hidup yang baik dan sehat.

Masalahnya pelaksanaan Gerakan PBLHS ini masih sangat umum. Di dalamnya belum mencakup aspek teknis pelaksanaan kegiatan. Padahal aspek teknis tersebut sangat diperlukan sebagai pedoman.

Terkait dengan aspek teknis tersebut, berikut ini alternatif yang dapat dilaksanakan sekolah dalam melaksanakan Gerakan PBLHS. Pertama, dalam melaksanakan gerakan PBLHS melalui pembelajaran, sekolah dapat mengintegrasikan gerakan ini dalam kegiatan intrakurikuler, kokurikuler dan ekstrakurikuler.
Intrakurikuler adalah kegiatan guru dan siswa secara tatap muka. Kokurikuler adalah pendukung kegiatan intrakurikuler seperti penugasan oleh guru pada siswa. Sedangkan kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan pengembangan bakat dan minat siswa.

Kedua, dalam pembiasaan diri, pelaksanaan gerakan PBLHS dapat diintegrasikan dalam Penguatan Pendidikan Karakter (PPK). Menurut Pasal 5 Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan Karakter, PPK dilakukan dengan tiga prinsip.

Tiga prinsip tersebut antara lain : 1) berorientasi pada berkembangnya potensi peserta didik, 2) keteladanan pada lingkungan pendidikan. 3) berlangsung melalui pembiasaan dalam kehidupan sehari-hari.
Sekedar contoh pelaksanaan prinsip tersebut adalah jika sekolah memiliki program untuk pembiasaan membuang sampah sesuai tempat pemilahannya, maka guru juga harus mengikuti program tersebut sebagai teladan bagi siswa.

Ketiga, terkait penerapan PRLH untuk masyarakat, sekolah dapat mensinergikan program sekolah dengan masyarakat sekitar sekolah. Sekedar contoh, jika RT atau RW di sekitar sekolah memiliki program kerja bakti bersih lingkungan, sekolah dapat menawarkan diri sebagai pelaksanana program tersebut.

Keempat, terkait pembentukan jejaring kerja dan komunikasi sekolah dapat mengadakan kerjasama dengan Dinas Lingkungan Hidup (DLH). Sekedar contoh, sekolah dapat berkonsultasi dengan DLH tentang program sekolah terkait lingkungan hidup. Harapannya, dengan menjalin komunikasi sekolah akan mendapat masukan positif terhadap pengembangan program terkait lingkungan.

Keempat, terkait kampanye dan publikasi Gerakan PBLHS, sekolah dapat memanfaatkan website sekolah dan aplikasi media sosial. Kedua layanan tersebut dapat dijadikan sebagai sarana untuk mempublikasikan kegiatan-kegiatan terkait lingkungan yang dilaksanakan sekolah.

Selain itu, sekolah juga dapat bekerjasama dengan Pers atau media massa. Tujuannya sama yaitu sebagai sarana publikasikan kegiatan terkait lingkungan yang diadakan sekolah.

Kerja sama ini merupakan cara efektif. Menurut Pasal 3 Ayat 1 UU RI Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers dinyatakan pers nasional mempunyai fungsi sebagai media informasi, pendidikan, hiburan, dan kontrol sosial. Berdasarkan pasal ini kampanye dan publikasi gerakan PBLHS memang senada dengan salah satu fungsi pers yaitu media informasi pendidikan.

Bentuk-bentuk pelaksanaan Gerakan PBLHS yang ditelah disampaikan di atas hanya alternatif. Artinya masih dapat dikembangkan lagi sesuai potensi sekolah yang dimiliki sekolah.

Satu hal yang pasti, gerakan PBLHS ini dilaksanakan di sekolah. Sementara sekolah merupakan lembaga penyelenggara pendidikan. Oleh karenanya pengembangan kegiatan terkait lingkungan juga harus selaras dengan tujuan pendidikan.

Secara umum tujuan pendidikan yang dimaksud adalah tujuan pendidikan nasional. Tujuan ini merupakan dasar penyusunan tujuan lain yang dalam hal ini tujuan pembelajaran lingkungan hidup. Dengan berpedoman pada tujuan, maka pendidikan lingkungan hidup akan terarah sesuai target yang diharapkan.

Target dari gerakan PBLHS tidak lain adalah mewujudkan perilaku warga sekolah yang bertanggung jawab dalam upaya pelestarian fungsi lingkungan hidup serta adanya peningkatan kualitas lingkungan hidup di sekolah.

Sumber

28 Januari 2023

Pembelajaran Berdiferensiasi

 

Pembelajaran berdiferensiasi adalah pembelajaran yang mengakomodir kebutuhan belajar murid. Guru memfasilitasi murid sesuai dengan kebutuhannya, karena setiap murid mempunyai karakteristik yang berbeda-beda, sehingga tidak bisa diberi perlakuan yang sama. Dalam menerapkan pembelajaran berdiferensiasi guru perlu memikirkan tindakan yang masuk akal yang nantinya akan diambil, karena pembelajaran berdiferensiasi tidak berarti pembelajaran dengan memberikan perlakuan atau tindakan yang berbeda untuk setiap murid, maupun pembelajaran yang membedakan antara murid yang pintar dengan yang kurang pintar.

Ciri-ciri atau kerekteristik pembelajaran berdiferensiasi antara lain; lingkungan belajar mengundang murid untuk belajar, kurikulum memiliki tujuan pembelajaran yang didefinisikan secara jelas, terdapat penilaian berkelanjutan, guru menanggapi atau merespon kebutuhan belajar murid, dan manajemen kelas efektif.

Contoh kelas yang menerapkan pembelajaran berdiferensiasi adalah ketika proses pembelajaran guru menggunakan beragam cara agar murid dapat mengeksploitasi isi kurikulum, guru juga memberikan beragam kegiatan yang masuk akal sehingga murid dapat mengerti dan memiliki informasi atau ide, serta guru memberikan beragam pilihan di mana murid dapat mendemonstrasikan apa yang mereka pelajari. Contoh kelas yang belum menerapkan pembelajaran berdiferensiasi adalah guru lebih memaksakan kehendaknya sendiri. Guru tidak memahami minat, dan keinginan murid. Kebutuhan belajar murid tidak semuanya terenuhi karena ketika proses pembelajaran menggunakan satu cara yang menurut guru sudah baik, guru tidak memberikan beragam kegiatan dan beragam pilihan.

Untuk dapat menerapkan pembelajaran berdiferensiasi di kelas, hal yang harus dilakukan oleh guru antara lain:

  1. Melakukan pemetaan kebutuhan belajar berdasarkan tiga aspek, yaitu: kesiapan belajar, minat belajar, dan profil belajar murid (bisa dilakukan melalui wawancara, observasi, atau survey menggunakan angket, dll)
  2. Merencanakan pembelajaran berdiferensiasi berdasarkan hasil pemetaan (memberikan berbagai pilihan baik dari strategi, materi, maupun cara belajar)
  3. Mengevaluasi dan erefleksi pembelajaran yang sudah berlangsung.

Pemetaan kebutuhan belajar merupakan kunci pokok kita untuk dapat menentukan langkah selanjutnya. Jika hasil pemetaan kita tidak akurat maka rencana pembelajaran dan tindakan yang kita buat dan lakukan akan menjadi kurang tepat. Untuk memetakan kebutuhan belajar murid kita juga memerlukan data yang akurat baik dari murid, orang tua/wali, maupub dari lingkungannya. Apalagi dimasa pandemi seperti ini, dimana murid melaksanakan PJJ sehingga interaksi secara langsung antara guru dengan murid sangat jarang. Akibatnya data yang kita kumpulkan untuk memetakan kebutuhan belajar murid sulit kita tentukan valid atau tidaknya. Dukungan dari orang tua dan murid untuk memberikan data yang lengkap dan benar sesuai kenyataan yang ada. Tidak ditambahi dan juga tidak dikurangi. Orang tua dan murid harus jujur ketika guru melakukan pemetaan kebutuhan belajar, baik elalui wawancara, angket, survey, dll.

Terdapat tiga strategi diferensiasi diantaranya;

1.     Direfensiasi konten

Konten adalah apa yang kita ajarkan kepada murid. Konten dapat dibedakan sebagai tanggapan terhadapa kesiapan, minat, dan profil belajar murid maupun kombinasi dari ketiganya.

Guru perlu menyediakan bahan dan alat sesuai dengan kebutuhan belajar murid.

2.     Diferensiasi proses

Proses mengacu pada bagaimana murid akan memahami atau memaknai apa yang dipelajari.

Diferensiasi proses dapat dilakukan dengan cara:

a.     menggunakan kegiatan berjenjang

b.     meyediakan pertanyaan pemandu atau tantangan yang perlu diselesaikan di sudut-sudut minat,

c.     membuat agenda individual untuk murid (daftar tugas, memvariasikan lama waktu yang murid dapat ambil untuk menyelesaikan tugas,

d.     mengembangkan kegiatan bervariasi 

3.     Diferensiasi produk

Produk adalah hasil pekerjaan atau unjuk kerja yang harus ditunjukkan murid kepada kita (karangan, pidato, rekaman, doagram) atau sesuatu yang ada wujudnya.

Produk yang diberikan meliputi 2 hal:

a.     memberikan tantangan dan keragaman atau variasi,

b. memberikan murid pilihan bagaimana mereka dapat mengekspresikan pembelajaran yang diinginkan.

Penerapan pembelajaran berdiferensiasi akan memberikan dampak bagi sekolah, kelas, dan terutama kepada murid. Setiap murid memiliki karakteristik yang berbeda-beda, tidak semua murid bisa kita beri perlakuan yang sama. Jika kita tidak memberikan pelayanan sesuai dengan kebutuhan murid maka hal tersebut dapat menghambat murid untuk bisa maju dan berkembang belajarnya. Dampak dari kelas yang menerapkan pembelajaran berdiferensiasi antara lain; setiap orang merasa disambut dengan baik, murid dengan berbagai karakteristik merasa dihargai, merasa aman, ada harapan bagi pertumbuhan, guru mengajar untuk mencapai kesuksesan, ada keadilan dalam bentuk nyata, guru dan murid berkolaborasi, kebutuhan belajar murid terfasilitasi dan terlayani dengan baik. Dari beberapa dampak tersebut diharapkan akan tercapai hasil belajar yang optimal.

Dalam menerapkan pembelajaran berdiferensiasi tentunya kita akan mengalami berbagai tantangan dan hambatan. Guru harus tetap dapat bersikap positif, Untuk tetap dapat bersikap positif meskipun banyak tantangan dalam penerapan pembelajaran berdiferensiasi adalah:

  1. Terus belajar dan berbagi pengalaman dengan teman sejawat lainnya yang mempunyai masalah yang sama dengan kita (membentuk Learning Community)   
  2. Saling mendukung dan memberi semangat dengan sesama teman sejawat.
  3. Menerapkan apa yang sudah kita peroleh dan bisa kita terapkan meskipun belum maksimal.
  4. Terus berusaha untuk mengevaluasi dan memperbaiki proses pembelajaran yang sudah diterapkan  

Pembelajaran berdiferensiasi sangat berkaitan dengan filosofi pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara, nilai dan peran guru penggerak, visi guru penggerak, serta budaya positif. Salah satu filosofi pendidkan menurut Ki Hajar Dewantara adalah sistem “among”, guru harus dapat menuntun murid untuk berkembang sesuai dengan kodratnya, hal ini sangat sesuai dengan pembelajaran berdiferensiasi. Salah satu nilai dan peran guru penggerak adalah menciptakan pembelajaran yang berpihak kepada murid, yaitu pembelajaran yang memerdekakan pemikiran dan potensi murid. Hal tersebut sejalan dengan pembelajaran berdiferensiasi. Salah satu visi guru penggerak adalah mewujudkan merdeka belajar dan profil pelajar pancasila, untuk mewujudkan visi tersebut salah satu caranya adalah dengan menerapkan pembelajaran berdiferensiasi. Budaya positif juga harus kita bangun agar dapat mendukung pembelajaran berdirensiasi.