Mengenal
Karakteristik peserta didik merupakan salah satu bagian dari beberapa tuntutan
atas kemampuan pedagogi yang harus dikuasai Profesi Guru. Hal ini bertujuan
untuk menemukan dan membantu guru dalam merencanakan pembelajaran yang baik di
ruang kelas. Aspek-aspek apa saja, yang harus dipahami guru untuk mengenali
potensi peserta didik. Dengan Hasil Kajian kepustakaan yang saya tulis ini,
diharapkan dapat membantu guru memahami setiap aspek-aspek karakteristik
tersebut.
Kompetensi
Pedagogi merupakan bagian komponen utama dari empat standar kompetensi guru
(Pedagogi, Profesional, Kepribadian, Sosial). Pedagogi adalah kajian
pendidikan, secara etimologis berasal dari kata Yunani “paedos” yang berarti
anak laki-laki dan “agogos” yang berarti mengantar, membimbing. Jadi pedagogi
secara harfiah berarti membantu anak laki-laki. Dengan Kompetensi pedagogi ini
akan menjadikan seorang ahli dalam membimbing anak ke arah tujuan hidup
tertentu, atau istilah sekarang disebut pendidik, seperti yang di kemukakan
Prof. Dr. J. Hoogveld (Belanda), bahwa; Pedagogi adalah ilmu yang mempelajari
masalah membimbing anak ke arah tujuan tertentu, yaitu supaya ia kelak mampu
secara mandiri menyelesaikan tugas hidupnya. Pedagogi adalah ilmu pendidikan
anak. adapula Andragogi adalah ilmu pendidikan orang dewasa.
Kompetensi
pedagogi juga dijadikan syarat oleh pemerintah dalam menilai kemampuan dan
kinerja guru yang terstandarisasi. Sesuai dengan Lampiran
Permendiknas No. 16 Tahun 2007, Kompetensi Pedagogi dibagi menjadi sepuluh (10)
Kompetensi Inti Guru (KI) yang harus dikuasai, kemudian dijabarkan lagi menjadi
beberapa Kompetensi guru mata pelajaran (KD) , sehingga untuk Kompetensi utama
pedagogi ini, semuanya terdapat 37 Kompetensi Guru Mata Pelajaran, yang salah
satunya adalah guru harus mampu memahami karakteristik peserta didik, agar
potensi peserta didik dapat diidentifikasi sehingga memudahkan guru dalam
mencapai hasil dari tujuan pembelajaran yang telah ditentukan.
Di
sini terlihat jelas bahwasanya mengenali karakteristik dan potensi peserta didik merupakan komponen pertama
dalam kompetensi pedagogi, tetapi seringkali terlupakan oleh seorang pendidik.
Memang tidak mudah untuk mengenali karakter dan potensi pada setiap peserta
didik, tapi hal ini sangatlah mungkin.
Mengenal
Karakteristik Peserta Didik
Membahas
tentang kompetensi pedagogi dalam pendidikan selalu terkait dengan komponen
yang melekat di dalamnya, seperti kurikulum,
pendidik, dan peserta didik. Ketiga komponen tersebut saling terkait
satu dengan yang lain dalam membentuk sebuah proses pembelajaran yang efektif.
Sebagai seorang pendidik, tugas kita tidak hanya wajib menguasai kurikulum dan
tugas-tugas kependidikan tetapi hendaknya mengenali peserta didik atau anak
didik kita terlebih karakteristik mereka. Karakteristik peserta didik yang
perlu dikenal dan dipahami oleh para pendidik tidak hanya terbatas pada tipe
kepribadian mereka saja, tetapi juga melingkupi kebutuhan belajar, kemampuan mereka dalam belajar,
potensi yang dimiliki, dan lingkungan yang ada di sekitar mereka.
Faktor-faktor
ini secara tidak langsung membantu atau menghambat para peserta didik dalam
menerima dan memproses informasi yang diterima dari pendidiknya. Dengan
mengetahui faktor-faktor di atas, para pendidik dapat mengembangkan hal-hal
positif yang ada di dalam diri peserta didik dan mengurangi/meminimalisir hal-hal yang negatif yang dapat menghambat
kompetensi yang ada di dalam dirinya. Selain itu, pendidik juga dapat mengenali karakter dan
potensi yang ada di dalam dirinya sendiri
Karakteristik
Peserta Didik
Istilah
karakter membuat banyak orang menyamakannya dengan kata sifat, watak, akhlak,
atau tabiat. Kenyataannya tak selalu bisa dimaknai seperti itu. Kita perlu
mempelajari pengertian karakter menurut para ahli agar memahami perbedaannya.
Menurut Doni Kusuma, karakter adalah
ciri, karakteristik, gaya, atau sifat diri dari seseorang yang bersumber dari
bentukan yang diterima dari lingkungannya.
Berdasarkan pendapat tersebut karakter peserta didik turut dibentuk dan
dipengaruhi oleh lingkungan sekitarnya.
Beberapa ahli mengatakan
karakter mengacu kepada serangkaian
sikap (attitudes), perilaku (behaviors), motivasi (motivations), dan
keterampilan (skills). Dari pendapat
para ahli tersebut dapat kita simpulkan bahwa karakter adalah ciri, sifat diri,
akhlak atau budi pekerti, kepribadian dari seseorang yang dalam hal ini adalah
peserta didik.
Sebagai
seorang pendidik tentunya tidak hanya
bertugas mengajar di kelas saja, akan tetapi mendidik dan juga melatih. Hal ini
sangatlah tepat apabila dikaitkan dengan pembentukan karakter yang baik bagi
para peserta didik. Seperti apa seorang pendidik mendidik, bagaimana mengajar,
dan bagaimana melatih para peserta didik. Semua tantangan di atas berawal dari
pendidik itu sendiri, bagaimana menciptakan pembelajaran yang
menyenangkan, misalnya dengan memunculkan kesan pertama pendidik yang
positif saat kegiatan belajar di kelas.
Pendidik sangat perlu memahami perkembangan peserta didik. Perkembangan
peserta didik tersebut meliputi:
perkembangan fisik, perkembangan sosio-emosional, dan bermuara pada
perkembangan intelektual. Perkembangan fisik dan perkembangan sosio-sosial
mempunyai kontribusi yang kuat terhadap perkembangan intelektual atau
perkembangan mental atau perkembangan
kognitifnya. Pemahaman terhadap perkembangan peserta didik di atas, sangat diperlukan untuk merancang
pembelajaran yang kondusif yang akan
dilaksanakan.
Rancangan
pembelajaran yang kondusif akan mampu meningkatkan motivasi belajar peserta
didik sehingga mampu meningkatkan proses dan hasil pembelajaran yang
diinginkan. Seorang pendidik mempunyai peran multifungsi, sebagai konselor, dia
mendidik dan membimbing peserta didiknya dengan benar, memotivasi dan memberi
sugesti yang positif, serta memberikan solusi yang tepat dan tuntas dalam menyelesaikan masalah peserta didik.
Selain itu juga memperhatikan karakter dan kondisi kejiwaan peserta didiknya.
Pendidik juga bisa berperan sebagai
seorang dokter yang memberikan terapi dan obat pada pasiennya sesuai dengan
diagnosanya.
Perannya sebagai seorang ulama, pendidik membimbing
dan menuntun batin atau kejiwaan peserta didik, memberikan pencerahan yang
menyejukkan dan menyelesaikan masalahnya dengan pendekatan agama yang hasilnya
akan lebih baik. Mengenal dan memahami peserta didik dapat dilakukan dengan
cara memperhatikan dan menganalisa tutur kata (cara bicara), sikap dan perilaku atau perbuatan anak didk,
karena dari tiga aspek diatas setiap peserta didik mengekspresikan apa yang ada
dalam dirinya. Untuk itu seorang pendidik harus secara seksama dalam
berkomunikasi dan berinteraksi dengan peserta didik dalam setiap aktivitas
pendidikan.
Perkembangan
Kognitif Peserta Didik
Proses
pembelajaran setiap peserta didik berlangsung baik di sekolah maupun dalam
lingkungan keluarga. Sehingga kemampuan kognitif sangat diperlukan peserta
didik dalam proses pembelajaran tersebut. Perkembangan kognitif merupakan salah
satu aspek yang sangat penting dalam erkembangan peserta didik. Kita ketahui bahwa peserta
didik merupakan objek yang berkaitan langsung dengan proses pembelajaran,
sehingga perkembangan kognitif sangat menentukan keberhasilan peserta didik
dalam belajar. Kognitif atau pemikiran adalah istilah yang digunakan oleh ahli
psikologi untuk menjelaskan semua aktivitas mental yang berhubungan dengan
persepsi, pikiran, ingatan dan Pengolahan informasi yang memungkinkan seseorang
memperoleh pengetahuan, memecahkan masalah, dan merencanakan masa depan, atau
semua proses psikologis yang berkaitan bagaimana individu mempelajari,
memperhatikan, mengamati, membayangkan, memperkirakan, menilai dan memikirkan
lingkungannya. (Desmita, 2009).
Perkembangan
kognitif pada peserta didik merupakan suatu pembahasan yang cukup penting bagi
guru maupun orang tua. Perkembangan kognitif pada anak merupakan kemampuan anak untuk berpikir
lebih kompleks serta kemampuan melakukan penalaran dan pemecahan masalah yang
termasuk dalam proses psikologis yang
berkaitan dengan bagaimana individu mempelajari dan memikirkan lingkungannya.
Karakteristik perkembangan kognitif peserta didik juga harus dapat dipahami
semua pihak. Dengan pemahaman pada karakteristik perkembangan peserta didik,
guru dan orang tua dapat mengetahui sebatas apa perkembangan yang dimiliki anak
didiknya sesuai dengan usia mereka masing-masing, sehingga guru dan orang tua
dapat menerapkan ilmu yang sesuai dengan kemampuan kognitif masing-masing anak
didik.
Tidak
kalah penting, guru juga harus mengetahui tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi peserta didik. Yang sangat sentral dalam faktor-faktor yang
mempengaruhi perkembangan kognitif
adalah gaya pengasuhan dan lingkungan. Biasanya gaya pengasuhan lebih
diterapkan pada anak-anak. Pada pengasuhan ini merupakan cikal-bakal
perkembangan kognitif tersebut, karena ketika anak diasuh secara tidak sesuai dengan semestinya, ini akan
berakibat pada perkembangan kognitif anak, bahkan pada perkembangan mental anak
tersebut. Lingkungan pun sangat berpengaruh pada perkembangan kognitif, semakin
buruk lingkungan maupun pergaulan seseorang maka kemungkinan pengaruh
lingkungan pada perkembangan kognitif anak semakin besar.
Dari
uraian di atas jelaslah bahwa
perkembangan kognitif peserta didik sangat
berpengaruh terhadap proses pembelajaran dan hasil yang dicapai.
Perkembangan
Sosial-Emosional Peserta Didik
Selain
perkembangan karakteristik fisik dan kognitif peserta didik, yang tidak kalah
penting adalah perkembangan sosial-emosional peserta didik. Sosio-emosional berasal dari kata sosial dan
emosi. Perkembangan sosial adalah pencapaian kematangan dalam hubungan atau
interaksi sosial. Dapat juga diartikan
sebagai proses belajar untuk menyesuaikan diri dengan norma-norma kelompok,
tradisi dan moral agama. Sedangkan emosi merupakan faktor dominan yang
mempengaruhi tingkah laku individu, dalam hal ini termasuk pula perilaku
belajar. Emosi dibedakan menjadi dua, yakni emosi positif dan emosi negatif.
Emosi positif seperti perasaan senang, bergairah, bersemangat, atau rasa ingin
tahu yang tinggi akan mempengaruhi individu untuk mengonsentrasikan dirinya
terhadap aktivitas belajar. Emosi negatif sperti perasaan tidak senang, kecewa,
tidak bergairah, individu tidak dapat memusatkan perhatiannya untuk belajar,
sehingga kemungkinan besar dia akan mengalami kegagalan dalam belajarnya.
Selain itu, dari segi etimologi, emosi berasal dari akar kata bahasa Latin ‘movere’ yang berarti ‘menggerakkan,
bergerak’. Kemudian ditambah dengan awalan ‘e-‘ untuk memberi arti ‘bergerak
menjauh’. Makna ini menyiratkan kesan bahwa kecenderungan bertindak merupakan
hal mutlak dalam emosi.
Perkembangan
sosio-emosional peserta didik termasuk suatu pembahasan yang sangat penting
karena dengan mengetahui perkembangan sosio-emosional peserta didik, para
pendidik dapat mengambil tindakan pada permasalahan peserta didik dengan
berbagai karakteristik dan sifat yang berbeda-beda. Sosio-emosional adalah
perubahan yang terjadi pada diri setiap individu dalam warna afektif yang
menyertai setiap keadaan atau perilaku individu. Dalam pembahasan
sosio-emosional ini lebih ditekankan dalam
sosio-emosional pada remaja. Pada masa remaja, tingkat karakteristik
emosional akan menjadi drastis tingkat kecepatannya. Gejala-gejala emosional
para remaja seperti perasaan sayang, cinta dan benci, harapan-harapan dan putus
asa, perlu dicermati dan dipahami dengan baik. Sebagai pendidik. kita harus mengetahui setiap
aspek yang berhubungan dengan perubahan
tingkah laku dalam perkembangan remaja, serta memahami aspek atau gejala
tersebut sehingga kita bisa melakukan komunikasi yang baik dengan remaja.
Perkembangan emosi remaja merupakan suatu titik yang mengarah pada proses dalam
mencapai kedewasaan. Meskipun sikap kanak-kanak akan sulit dilepaskan pada diri
remaja karena pengaruh didikan orang tua.
Faktor
yang sangat memengaruhi perkembangan peserta didik pada usia remaja yaitu
didikan orang tua, lingkungan sekitar tempat tinggal dan perlakuan guru di
sekolah. Pengaruh sosio-emosional yang baik pada remaja terhadap diri sendiri
yaitu untuk mengendalikan diri, memutuskan segala sesuatu dengan baik, serta
bisa lebih matang merencanakan segala hal yang akan diputuskannya, sedangkan terhadap
orang lain, yaitu mampu menjalin kerjasama yang baik, saling menghargai dan
mampu memposisikan diri di lingkungan dengan baik.
Agar
seorang peserta didik dapat memiliki kecerdasan emosi dengan baik haruslah
dibentuk sejak usia dini, karena pada saat itu sangat menentukan pertumbuhan
dan perkembangan manusia selanjutnya. Sebab pada usia ini dasar-dasar
kepribadian anak telah terbentuk. Jelaslah sudah betapa pentingnya seorang
pendidik memahami perkembangan sosio-emosional peserta didik, agar dalam proses
pembelajaran perkembangan sosio-emosional peserta didik yang berbeda-beda dapat
diatasi dengan baik.
Sekelumit
tentang mengenal karakteristik peserta didik
diharapkan membantu guru dalam megtasai kesulitan dalam mengembangkan pembelajaran yang efektif
dan bermakna di kelas. Guru sepatutnya mendapatkan pemahaman terhadap kompetensi pedagogi dan profesional
dengan komposisi yang ideal merupakan sesuatu yang sangat penting dan tidak
bisa dilewatkan pada setiap pertemuan. Materi yang dipaparkan dalam
artikel ini diharapkan dapat menambah
wawasan guru dalam menentukan
karakteristik, potensi, kesulitan belajar peserta didik serta dapat merancang kegiatan yang
dapat mengatasi kesulitan belajar peserta didik.
Daftar
Pustaka
A,
Doni Koesoema. 2007. Pendidikan Karakter: Mendidik Anak di Zaman Global.
Jakarta: Grasindo.
Fauzi,
Ahmad. (2011). Analisis Karakteristik Siswa.
Mardiya.(2009).
Peranan Orang Tua dalam Pembentukan Karakter dan Tumbuh Kembang Anak.
Suhadianto.(2009).
Pentingnya Mengenal Kepribadian Siswa Untuk Meningkatkan Prestasi
diambil dari Sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar